Telah Terbit

Telah Terbit
anda bisa memperolehnya di Sekretariat Amphiprion Scientific Club (ASC) FPIK Unhalu jm 08.00 WITA-16.00 WITA. Atau menghubungi Agen Kami : Syarwan (085756877699), Herman (085396040019) atau Lgsg menghubungi Penulis (085241612747). Untuk Delivery anda dapat mengirimkan alamat lengkap anda di no. penulis dan mengirimkan uangnya di No. Rekening kami. Stok terbatas, so dapatkan segera!

Sabtu, 11 Februari 2012


Mengenal Predator Karang
(KUKUN WIDYANTO)

Taukah kalian siapa predator pemangsa karang???
Ya,,, salah satunya adalah bintang laut, tetapi bukan bintang laut dari golongan Protoreaster nodosus atau Asterias forberi melainkan bintang laut mahkota duri. Bintang laut mahkota duri (Acanthaster planci) atau dikenal dalam bahasa inggris sebagai crown of thorns merupakan hewan invertebrata yang sangat bergantung pada karang untuk memenuhi nutrisi hidupnya. Hewan ini tergolong hewan karnivora dan ukuran tubuhnya dapat mencapai 1 meter lebih.

Acanthaster planci yang berasal dari filum Echinodermata kelas Asteroidea memiliki morfologi tubuh yang tidak jauh dari kelompok bintang laut lainnya. Tubuhnya radial simetri, berbentuk cakram dengan sumbu oral (bagian bawah) dan aboral (bagian atas). Acanthaster planci juga memiliki lengan yang berjumlah antara 8 sampai 21 buah, jauh lebih banyak dari jenis bintang laut lainnya. Warna tubuhnya terlihat sangat cerah dengan berbagai warna yang indah. Diseluruh permukaan tubuhnya bagian atas terdapat duri-duri tajam dan beracun yang berfungsi sebagai perlindung diri dari predator pemangsanya. Duri-duri ini dapat menembus pakaian selam standar dan jenis pakaian lain. Apabila tertusuk dengan duri ini maka Acanthaster planci akan mengeluarkan bisa-nya berupa neurotoksin yang dapat menyebabkan luka, rasa sakit, hingga mual dan muntah.

Acanthaster planci tergolong dalam hewan nokturnal, artinya hewan ini aktif mencari makan pada malam hari. Sedangkan pada siang hari hewan ini lebih menyukai bersembunyi di celah-celah karang. Pergerakan Acanthaster planci tergolong sangat lambat yaitu 20 meter per jam. Sebagai hewan soliter, individu Acanthaster planci selalu menjaga jarak dengan individu yang lain dalam hal mencari makan. Pada umumnya mereka memakan karang jenis acropora. Acanthaster planci yang pertumbuhannya di bawah 2,6 mm/bulan masih makan alga yang melekat pada karang tempat persembunyian. Acanthaster yang berukuran kecil ini, bisa dikatakan Acanthaster planci yang berukuran kurang dari 10 mm makan alga. Sedangkan yang berukuran 10-160 mm sudah mulai makan jaringan karang yang pertumbuhannya 16,7 mm/bulan. Sedangkan yang ukuran tubuhnya sudah mencapai 250-400 mm (dewasa), ini mengalami pertumbuhan 4,5 mm/bulan, hal ini terjadi setelah pertumbuhannya mencapai ukuran 160 mm, sehingga mengalami perlambatan pertumbuhan. Pada ukuran di atas 160 mm sudah mulai makan karang.

Reproduksi Acanthaster planci, terjadi secara eksternal dimana ovum dan sperma bertemu di luar tubuh (di kolom air). Betina pemijah biasanya berumur 2-3 tahun, atau ukuran diameter tubuhnya lebih dari 25 cm. Betina yang dewasa mempunyai ukuran tubuh 500-4000 gram. Telur Acanthaster planci berukuran 200 mikron, sedangkan sperma berukuran sekitar 1-2 mikron. Pemijahan berlangsung sekitar 30 menit. Individu dewasa biasanya bergerombol sebelum pemijahan, dan memijah secara bersama pada saatnya. Ketika seekor betina memijah, maka suatu feromon yang keluar bersama telur akan memicu pemijahan betina lain dan bintang laut jantan yang ada di sekitarnya. Efektivitas feromon dalam memicu pemijahan tetangganya diperkirakan seluas radius 1-2 meter. Pemijahan berjamaah ini sangat penting bagi invertebrata laut untuk meningkatkan peluang terjadinya pembuahan.

Zigot yang terjadi pada saat pemijahan berkembang melalui proses-proses blastulasi dan gastrulasi yang kemudian memasuki tahapan dua fase larva secara berurutan, yaitu bipinnaria dan brachiolaria. Kedua larva tersebut hidup sebagai plankton sehingga pergerakannya mengikuti arah arus. Larva brachiolaria yang matang mempunyai daya apung negatif sehingga turun ke dasar laut yang biasanya di kawasan terumbu karang. Setelah menempel di dasar terumbu, dimulailah kehidupan sebagai bentos bagi Acanthaster planci. Periode planktonis dari Acanthaster planci berlangsung sekitar dua atau tiga minggu. Makanan larva planktonis Acanthaster planci terdiri dari fitoplanton, bakteri dan bahan organik terlarut. Periode planktonis larva brachiolaria diakhiri dengan berkembangnya lima lengan melalui metamofosis dan menempel di dasar terumbu. Metamorfosis tersebut terjadi setelah hari ke-12. Ukuran diameter Acanthaster planci pada saat terjadi penempelan sekitar 0,5-1 mm atau 500-1000 mikron. Anakan Acanthaster planci yang sudah menempel di terumbu mendapatkan makanan dari alga berkapur. Pada umur sekitar 4-6 bulan, ketika ukuran tubuhnya mencapai 10 mm, Acanthaster planci merubah makanannya menjadi pemangsa karang dan mampu tumbuh jauh lebih cepat.

Sebagai hewan pemangsa karang yang dapat menghabiskan populasi terumbu karang 6 meter persegi dalam setahun, hewan ini juga memiliki hewan pemangsanya. Jadi Acanthaster planci bukanlah hewan karnivora yang memiliki tingkatan paling tinggi. Beberapa organisme pemangsanya adalah kepiting karang dan beberapa ikan memangsa Juvenil Acanthaster planci. Beberapa Jenis Ikan pemangsa Acanthaster planci adalah ikan kerapu, ikan trigger, dan ikan Napoleon yang memangsa Acanthaster planci dewasa. Ikan-ikan ini membalikkan Acanthaster planci dewasa sehingga terhindar dari duri-duri dari Acanthaster planci yang beracun. Selain itu pemangsa terbesarnya adalah Triton raksasa Charonia tritonis dan udang warna Hymeno cerapicta.



1 komentar:

Berita News Kebenaran Rakyat mengatakan...

buku ini stoknya masi ada maka saya pesan 1?, No Wasshap 081290068558, mohon hubunggi, Atas nama yosep mote, jika ada

Posting Komentar