Telah Terbit

Telah Terbit
anda bisa memperolehnya di Sekretariat Amphiprion Scientific Club (ASC) FPIK Unhalu jm 08.00 WITA-16.00 WITA. Atau menghubungi Agen Kami : Syarwan (085756877699), Herman (085396040019) atau Lgsg menghubungi Penulis (085241612747). Untuk Delivery anda dapat mengirimkan alamat lengkap anda di no. penulis dan mengirimkan uangnya di No. Rekening kami. Stok terbatas, so dapatkan segera!

Senin, 30 Januari 2012

IKAN JUGA MAKHLUK SOSIAL (ARDANA)


IKAN JUGA MAKHLUK SOSIAL
-BELAJAR DARI IKAN BADUT-
(ARDANA KURNIAJI)
Ikan Juga Makhluk Sosial???, Benarkah ??. Coba kita tengok disekeliling kita, bagaimana ikan berinteraksi dengan sesamanya, ikan berinteraksi dengan lingkungannya dan bagaimana ikan melindungi diri dari predatornya. Terlihat unik memang, hampir semua ikan memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi. Salah satunya ialah Ikan badut (Clown fish), Ikan badut adalah ikan dari subfamili Amphiprioninae dalam famili Pomacentridae. Sekitar dua puluh delapan spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas, sementara sisanya di genus Amphiprion. Di alam bebas mereka bersimbiosis  dengan anemon laut. Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar mencapai panjang 18 cm, sementara yang terkecil hanya mencapai 10 cm. Seluruh jenis ini merupakan famili dari Pomacentridae.  Dengan demikian, apabila ditelusuri mereka masih saudara dengan golongan damselfish seperti Chromis, Chrysiptera, dan Dascyllus (iftfishing.com).
Ikan badut diketahui merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran relatif luas, terutama di daerah seputar Indo Pasific. Satu jenis, yaitu A. bicinctus, diketahui merupakan endemik Laut Merah. Mereka, pada umumnya, dijumpai pada laguna-laguna berbatu di seputar terumbu karang, atau pada daerah koastal dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Di alam, ikan badut mengkonsumsi zooplankton, udang-udangan dan algae yang dijumpai di habitat mereka. Ikan badut hidup di cabang-cabang karang yang mirip pohon yang disebut sebagai anemon laut. Ada kapsul-kapsul beracun pada cabang-cabang anemon laut yang akan membuat ikan yang menyentuhnya terluka atau mati. Namun ikan badut tidak pernah terluka oleh anemon laut ini. Bahkan mereka bersembunyi di balik cabang-cabang tersebut yang membuatnya aman dari pemangsa. Ada cairan yang khusus di badan ikan badut ini yang melindunginya dari gigitan kapsul anemon laut.
Saat berada dalam bahaya, ia secara cepat bersembunyi di antara kapsul-kapsul beracun tersebut. Dengan demikian ikan yang lain tidak dapat mendekatinya karena ikan yang lain tersebut tidak mempunyai cairan seperti yang dipunyainya. Hidup bersama antara dua jenis mahluk yang jauh berbeda ini sering dijadikan contoh keharmonisan hidup bertetangga. Ikan badut sering pula melakukan tugas bersih-bersih pada tubuh anemon, yaitu dengan memunguti remah-remah makanan, atau kotoran lainnya sehingga tubuh anemon bisa terbebas dari berbagai jenis parasit. Sedangkan ikan badut sendiri sering membawakan makanan bagi anemon. Namun sebenarnya, seperti penghuni laut lainnya, ikan badut sebenarnya tidak punya kemampuan buat “melawan” racun anemon. Akan tetapi, mereka punya cara tersendiri.  Tentakel anemon dilapisi lendir yang memiliki kandungan tertentu untuk melindunginya dari sengatan tentakel yang lain, atau tersengat oleh tentakel sendiri. Nah, lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan badut. Dia dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakel sebelum lumpuh. Caranya, dengan menggosok-gosokkan badannya secara cepat pada tentakel, supaya dia terlumuri dengan lendir antisengat itu. Dalam waktu satu jam, dia bisa menyelimuti seluruh tubuhnya dengan lendir antisengat. Dengan demikian ikan badut akan kebal, mereka bisa berada dengan aman di antara tentakel-tentakel anemon.
Berbeda dengan jenis ikan lain, perilaku kawin ikan badut menunjukkan sifat kebalikan. Apabila ikan lain, diperlukan beberapa betina untuk satu jantan, pada ikan badut justru satu betina memiliki beberapa jantan. Ikan badut diketahui bisa berubah kelamin. Selain itu merekapun memiliki hierarki sosial yang ketat.  Dalam satu koloni ikan badut yang hidup dalam anemon, biasanya terdiri dari satu betina dewasa yang dominan dan beberapa jantan yang berukuran lebih kecil, serta beberapa ikan badut muda. Ikan-ikan muda ini semua berjenis kelamin jantan.  Apabila si betina mati atau menghilang, jantan dewasa secara biologi akan berganti kelamin menjadi betina. Perubahan kelamin akan berlangsung selama dua minggu atau lebih (Aloysius, 2010).
Tidakkah ini menakjubkan? Tidak seperti ikan-ikan lainnya, ikan ini mengeluarkan cairan yang melindunginya dari racun di sekitar tempat hidupnya. Bagaikan tahu bahwa anemon laut ini tidak membahayakannya, saat berada dalam bahaya, ia secara cepat bersembunyi di antara kapsul-kapsul beracun tersebut. Bagaimana mereka mengetahui bahwa ikan yang lainnya tidak dapat mendekatinya atau ikan yang lain tersebut tidak mempunyai cairan seperti yang dipunyainya? Tidak diragukan lagi, tidaklah otak maupun kemampuan ikan kecil itu yang dapat memberinya pengetahuan ini. Ada kekuatan yang telah mengajarinya, yakni Allah, pencipta langit dan bumi dan semua yang berada di antara keduanya (Harun Yahya, 2011).

0 komentar:

Posting Komentar